MASAPNEWS – Presiden menyampaikan pernyataannya bahwa Indonesia sangat kecewa dengan situasi Myanmar yang semakin memburuk. Kemudian tidak adanya progres yang signifikan dari implementasi Konsensus Lima Poin dan kita sekaligus tidak melihat adanya komitmen dari junta militer Myanmar untuk mengimplementasikan,” ujar Menlu Retno.
Baca juga: ASEAN pada dasarnya setuju mengakui Timor Leste sebagai anggota ke-11
Dalam sesi retreat KTT ASEAN, lanjut dia, Presiden juga menyampaikan mengenai pentingnya penghentian penggunaan kekerasan di Myanmar secepatnya.
“Presiden juga pada pertemuan tadi mendorong ASEAN untuk segera melakukan engagement dengan semua stakeholders,” kata Menlu Retno.
Selain itu, Indonesia memberikan komitmen yang besar untuk terus memberikan bantuan kemanusiaan bagi rakyat Myanmar.
“jadi sekali lagi situasi di Myanmar ditinjau oleh para leaders dan keluar keputusan 15 butir, yang sebentar lagi mungkin akan dikeluarkan oleh ketua ASEAN. Jadi saya tidak memiliki hak untuk mengeluarkan karena saya menghormati ketua ASEAN. Ada 15 paragraf/butir dan keputusan itu dinegosiasikan selama berhari-hari dan dalam dua hari terakhir, kemarin dan hari ini para Menlu ASEAN langsung melakukan negosiasi, negosiasi sudah tidak berada pada level SOM tetapi langsung dilakukan oleh para Menlu ASEAN. Dan bahkan selama berlangsungnya sesi retreat KTT, para Menlu ASEAN terus melakukan konsultasi satu sama lain,” kata dia.
Keputusan itu, lanjut Menlu Retno harus dipahami bahwa ini adalah pesan yang sangat kuat.
“Ini adalah peringatan dari ASEAN. Jika situasi tidak membaik, jika tidak ada progres yang baik dalam implementasi Konsensus Lima Poin maka tidak tertutup kemungkinan bagi ASEAN untuk menjalankan keputusan representasi nonpolitik dari Myanmar,” kata dia.
Keputusan representasi nonpolitik atau nonpolitical representation dari Myanmar juga harus diberlakukan selain untuk Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN dan pertemuan para Menteri Luar Negeri ASEAN.
“Jadi sekali lagi ini adalah peringatan dari para pemimpin ASEAN, kalau tidak ada kemajuan dari Myanmar. ASEAN berkomitmen untuk tetap membantu Myanmar seperti bantuan kemanusiaan . Indonesia dan ASEAN siap memfasilitasi terjadinya dialog nasional yang inklusif berdasarkan Konsensus Lima Poin,” ujar Menlu Retno.Presiden menyampaikan pernyataannya bahwa Indonesia sangat kecewa dengan situasi Myanmar yang semakin memburuk. Kemudian tidak adanya progres yang signifikan dari implementasi Konsensus Lima Poin dan kita sekaligus tidak melihat adanya komitmen dari junta militer Myanmar untuk mengimplementasikan,” ujar Menlu Retno.
Baca juga: ASEAN pada dasarnya setuju mengakui Timor Leste sebagai anggota ke-11
Dalam sesi retreat KTT ASEAN, lanjut dia, Presiden juga menyampaikan mengenai pentingnya penghentian penggunaan kekerasan di Myanmar secepatnya.
“Presiden juga pada pertemuan tadi mendorong ASEAN untuk segera melakukan engagement dengan semua stakeholders,” kata Menlu Retno.
Selain itu, Indonesia memberikan komitmen yang besar untuk terus memberikan bantuan kemanusiaan bagi rakyat Myanmar.
“jadi sekali lagi situasi di Myanmar ditinjau oleh para leaders dan keluar keputusan 15 butir, yang sebentar lagi mungkin akan dikeluarkan oleh ketua ASEAN. Jadi saya tidak memiliki hak untuk mengeluarkan karena saya menghormati ketua ASEAN. Ada 15 paragraf/butir dan keputusan itu dinegosiasikan selama berhari-hari dan dalam dua hari terakhir, kemarin dan hari ini para Menlu ASEAN langsung melakukan negosiasi, negosiasi sudah tidak berada pada level SOM tetapi langsung dilakukan oleh para Menlu ASEAN. Dan bahkan selama berlangsungnya sesi retreat KTT, para Menlu ASEAN terus melakukan konsultasi satu sama lain,” kata dia.
Keputusan itu, lanjut Menlu Retno harus dipahami bahwa ini adalah pesan yang sangat kuat.
“Ini adalah peringatan dari ASEAN. Jika situasi tidak membaik, jika tidak ada progres yang baik dalam implementasi Konsensus Lima Poin maka tidak tertutup kemungkinan bagi ASEAN untuk menjalankan keputusan representasi nonpolitik dari Myanmar,” kata dia.
Keputusan representasi nonpolitik atau nonpolitical representation dari Myanmar juga harus diberlakukan selain untuk Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN dan pertemuan para Menteri Luar Negeri ASEAN.
“Jadi sekali lagi ini adalah peringatan dari para pemimpin ASEAN, kalau tidak ada kemajuan dari Myanmar. ASEAN berkomitmen untuk tetap membantu Myanmar seperti bantuan kemanusiaan . Indonesia dan ASEAN siap memfasilitasi terjadinya dialog nasional yang inklusif berdasarkan Konsensus Lima Poin,” ujar Menlu Retno.Presiden menyampaikan pernyataannya bahwa Indonesia sangat kecewa dengan situasi Myanmar yang semakin memburuk. Kemudian tidak adanya progres yang signifikan dari implementasi Konsensus Lima Poin dan kita sekaligus tidak melihat adanya komitmen dari junta militer Myanmar untuk mengimplementasikan,” ujar Menlu Retno.
Baca juga: ASEAN pada dasarnya setuju mengakui Timor Leste sebagai anggota ke-11
Dalam sesi retreat KTT ASEAN, lanjut dia, Presiden juga menyampaikan mengenai pentingnya penghentian penggunaan kekerasan di Myanmar secepatnya.
“Presiden juga pada pertemuan tadi mendorong ASEAN untuk segera melakukan engagement dengan semua stakeholders,” kata Menlu Retno.
Selain itu, Indonesia memberikan komitmen yang besar untuk terus memberikan bantuan kemanusiaan bagi rakyat Myanmar.
“jadi sekali lagi situasi di Myanmar ditinjau oleh para leaders dan keluar keputusan 15 butir, yang sebentar lagi mungkin akan dikeluarkan oleh ketua ASEAN. Jadi saya tidak memiliki hak untuk mengeluarkan karena saya menghormati ketua ASEAN. Ada 15 paragraf/butir dan keputusan itu dinegosiasikan selama berhari-hari dan dalam dua hari terakhir, kemarin dan hari ini para Menlu ASEAN langsung melakukan negosiasi, negosiasi sudah tidak berada pada level SOM tetapi langsung dilakukan oleh para Menlu ASEAN. Dan bahkan selama berlangsungnya sesi retreat KTT, para Menlu ASEAN terus melakukan konsultasi satu sama lain,” kata dia.
Keputusan itu, lanjut Menlu Retno harus dipahami bahwa ini adalah pesan yang sangat kuat.
“Ini adalah peringatan dari ASEAN. Jika situasi tidak membaik, jika tidak ada progres yang baik dalam implementasi Konsensus Lima Poin maka tidak tertutup kemungkinan bagi ASEAN untuk menjalankan keputusan representasi nonpolitik dari Myanmar,” kata dia.
Keputusan representasi nonpolitik atau nonpolitical representation dari Myanmar juga harus diberlakukan selain untuk Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN dan pertemuan para Menteri Luar Negeri ASEAN.
“Jadi sekali lagi ini adalah peringatan dari para pemimpin ASEAN, kalau tidak ada kemajuan dari Myanmar. ASEAN berkomitmen untuk tetap membantu Myanmar seperti bantuan kemanusiaan . Indonesia dan ASEAN siap memfasilitasi terjadinya dialog nasional yang inklusif berdasarkan Konsensus Lima Poin,” ujar Menlu Retno.Presiden menyampaikan pernyataannya bahwa Indonesia sangat kecewa dengan situasi Myanmar yang semakin memburuk. Kemudian tidak adanya progres yang signifikan dari implementasi Konsensus Lima Poin dan kita sekaligus tidak melihat adanya komitmen dari junta militer Myanmar untuk mengimplementasikan,” ujar Menlu Retno.Presiden menyampaikan pernyataannya bahwa Indonesia sangat kecewa dengan situasi Myanmar yang semakin memburuk. Kemudian tidak adanya progres yang signifikan dari implementasi Konsensus Lima Poin dan kita sekaligus tidak melihat adanya komitmen dari junta militer Myanmar untuk mengimplementasikan,” ujar Menlu Retno.
Baca juga: ASEAN pada dasarnya setuju mengakui Timor Leste sebagai anggota ke-11
Dalam sesi retreat KTT ASEAN, lanjut dia, Presiden juga menyampaikan mengenai pentingnya penghentian penggunaan kekerasan di Myanmar secepatnya.
“Presiden juga pada pertemuan tadi mendorong ASEAN untuk segera melakukan engagement dengan semua stakeholders,” kata Menlu Retno.
Selain itu, Indonesia memberikan komitmen yang besar untuk terus memberikan bantuan kemanusiaan bagi rakyat Myanmar.
“jadi sekali lagi situasi di Myanmar ditinjau oleh para leaders dan keluar keputusan 15 butir, yang sebentar lagi mungkin akan dikeluarkan oleh ketua ASEAN. Jadi saya tidak memiliki hak untuk mengeluarkan karena saya menghormati ketua ASEAN. Ada 15 paragraf/butir dan keputusan itu dinegosiasikan selama berhari-hari dan dalam dua hari terakhir, kemarin dan hari ini para Menlu ASEAN langsung melakukan negosiasi, negosiasi sudah tidak berada pada level SOM tetapi langsung dilakukan oleh para Menlu ASEAN. Dan bahkan selama berlangsungnya sesi retreat KTT, para Menlu ASEAN terus melakukan konsultasi satu sama lain,” kata dia.
Keputusan itu, lanjut Menlu Retno harus dipahami bahwa ini adalah pesan yang sangat kuat.
“Ini adalah peringatan dari ASEAN. Jika situasi tidak membaik, jika tidak ada progres yang baik dalam implementasi Konsensus Lima Poin maka tidak tertutup kemungkinan bagi ASEAN untuk menjalankan keputusan representasi nonpolitik dari Myanmar,” kata dia.
Keputusan representasi nonpolitik atau nonpolitical representation dari Myanmar juga harus diberlakukan selain untuk Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN dan pertemuan para Menteri Luar Negeri ASEAN.
“Jadi sekali lagi ini adalah peringatan dari para pemimpin ASEAN, kalau tidak ada kemajuan dari Myanmar. ASEAN berkomitmen untuk tetap membantu Myanmar seperti bantuan kemanusiaan . Indonesia dan ASEAN siap memfasilitasi terjadinya dialog nasional yang inklusif berdasarkan Konsensus Lima Poin,” ujar Menlu Retno.Presiden menyampaikan pernyataannya bahwa Indonesia sangat kecewa dengan situasi Myanmar yang semakin memburuk. Kemudian tidak adanya progres yang signifikan dari implementasi Konsensus Lima Poin dan kita sekaligus tidak melihat adanya komitmen dari junta militer Myanmar untuk mengimplementasikan,” ujar Menlu Retno.
Baca juga: ASEAN pada dasarnya setuju mengakui Timor Leste sebagai anggota ke-11
Dalam sesi retreat KTT ASEAN, lanjut dia, Presiden juga menyampaikan mengenai pentingnya penghentian penggunaan kekerasan di Myanmar secepatnya.
“Presiden juga pada pertemuan tadi mendorong ASEAN untuk segera melakukan engagement dengan semua stakeholders,” kata Menlu Retno.
Selain itu, Indonesia memberikan komitmen yang besar untuk terus memberikan bantuan kemanusiaan bagi rakyat Myanmar.
“jadi sekali lagi situasi di Myanmar ditinjau oleh para leaders dan keluar keputusan 15 butir, yang sebentar lagi mungkin akan dikeluarkan oleh ketua ASEAN. Jadi saya tidak memiliki hak untuk mengeluarkan karena saya menghormati ketua ASEAN. Ada 15 paragraf/butir dan keputusan itu dinegosiasikan selama berhari-hari dan dalam dua hari terakhir, kemarin dan hari ini para Menlu ASEAN langsung melakukan negosiasi, negosiasi sudah tidak berada pada level SOM tetapi langsung dilakukan oleh para Menlu ASEAN. Dan bahkan selama berlangsungnya sesi retreat KTT, para Menlu ASEAN terus melakukan konsultasi satu sama lain,” kata dia.
Keputusan itu, lanjut Menlu Retno harus dipahami bahwa ini adalah pesan yang sangat kuat.
“Ini adalah peringatan dari ASEAN. Jika situasi tidak membaik, jika tidak ada progres yang baik dalam implementasi Konsensus Lima Poin maka tidak tertutup kemungkinan bagi ASEAN untuk menjalankan keputusan representasi nonpolitik dari Myanmar,” kata dia.
Keputusan representasi nonpolitik atau nonpolitical representation dari Myanmar juga harus diberlakukan selain untuk Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN dan pertemuan para Menteri Luar Negeri ASEAN.
“Jadi sekali lagi ini adalah peringatan dari para pemimpin ASEAN, kalau tidak ada kemajuan dari Myanmar. ASEAN berkomitmen untuk tetap membantu Myanmar seperti bantuan kemanusiaan . Indonesia dan ASEAN siap memfasilitasi terjadinya dialog nasional yang inklusif berdasarkan Konsensus Lima Poin,” ujar Menlu Retno.(ANT/MN-2)