MASAPNEWS – Bupati Gunung Mas, Jaya S Monong menutup sementara akses jalan keluar crude palm oil (CPO) atau minyak sawit mentah dan buah sawit PT Archipelago Timur Abadi (ATA), karena tidak segera merealisasikan pembangunan kebun plasma untuk masyarakat.
Akses jalan ditutup sementara sampai PT ATA merealisasikan pembangunan kebun plasma untuk masyarakat dan menghasilkan, ucapnya usai pertemuan dengan PT ATA di wilayah Kecamatan Kurun, Jumat.
“Selama itu belum selesai dan belum menghasilkan, maka saya minta tetap harus dibagi dari kebun inti 20 persen, sisa hasil kebunnya. Selama mereka tidak merealisasikan 20 persen dari kebun inti kepada masyarakat, maka akses jalan tetap kami tutup,” sambungnya.
Orang nomor satu di Bumi Habangkalan Penyang Karuhei Tatau ini menyebut, sebenarnya pemkab sudah beberapa kali mengingatkan PT ATA agar merealisasikan kewajiban mereka terkait plasma.
Peringatan tersebut disampaikan sejak tahun 2019, 2020, 2021, 2022, hingga saat ini. Namun PT ATA dinilai tidak berkomitmen menyelesaikan pembangunan plasma, sehingga langkah tegas harus dilakukan.
Lebih lanjut, selama penutupan PT ATA juga harus tetap memenuhi kewajiban penggajian terhadap karyawan. PT ATA tidak boleh beralasan tidak menggaji karyawan karena adanya penutupan akses jalan keluar angkutan CPO dan buah sawit.
Jika nantinya karyawan PT ATA tidak mendapat hak gaji, mereka diminta untuk melaporkan kepada Pemkab Gunung Mas melalui Dinas Transmigrasi, Tenaga Kerja, Koperasi dan UKM.
Sementara itu, Social Security and Litigation (SSL) PT ATA, Dani menyampaikan bahwa pihaknya selalu berupaya mengikuti segala regulasi dan aturan yang ada, serta hormat dan tunduk kepada pemerintah.
“Kami tetap komitmen dan pembangunan kebun untuk masyarakat tetap berjalan,” kata dia.
Lainnya, GM PT ATA Sugianto Manik mengatakan bahwa pihaknya sudah membuka kebun masyarakat seluas 2.000 hektare di empat desa di sekitar perusahaan tersebut. Hasilnya sudah dinikmati masyarakat dan dibagikan secara berkala.
Untuk kewajiban terkait kebun plasma 20 persen yakni sekitar 1.000 hektare, saat ini sudah dibuka 150 hektare dan itu sudah tanam. Selain itu, ada sembilan unit alat berat beroperasi di areal plasma, di mana setiap harinya sekitar 3-5 hektare dibuka dan ditanam untuk kemitraan plasma.
“Jadi PT ATA komitmen untuk merealisasikan kebun plasma,” demikian Sugianto Manik. (GCM/MN-3)