MASAPNEWS – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim menyatakan Guru Penggerak merupakan agen perubahan di lapangan dalam membantu pemerintah mentransformasi pendidikan melalui Kurikulum Merdeka.
“Mereka adalah agen perubahan di lapangan yang akan membantu sekolah-sekolah dalam bertransisi ke Kurikulum Merdeka dan mengubah paradigma ke Merdeka Belajar,” katanya dalam Rapat Kerja (Raker) bersama DPR RI di Jakarta, Rabu.
Guru penggerak sendiri adalah seorang guru yang memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah.
Mereka merupakan guru yang tidak hanya mengajar tetapi juga berperan sebagai motivator, penggerak, serta fasilitator dalam menumbuhkan semangat belajar siswa.
Untuk menjadi Guru Penggerak, para guru harus memiliki kriteria tertentu dan mengikuti pendidikan Guru Penggerak yakni program pendidikan kepemimpinan bagi guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran.
Program tersebut meliputi pelatihan daring, lokakarya, konferensi, dan pendampingan selama enam bulan bagi calon Guru Penggerak dengan tetap menjalankan tugas mengajarnya sebagai guru.
Nadiem menyebutkan selama lebih dari tiga tahun yaitu mulai 2020 sampai 2023 terdapat sebanyak 94.685 calon Guru Penggerak yang mengikuti pendidikan Guru Penggerak.
Dari jumlah tersebut sebanyak 61.256 guru berhasil lulus dari pendidikan Guru Penggerak dan bertugas menyebarluaskan ilmu yang didapat selama pendidikan kepada para guru yang bukan Guru Penggerak.
Pendidikan Guru Penggerak akan menciptakan Guru Penggerak yang mampu mengembangkan diri dengan refleksi, berbagi dan kolaborasi secara mandiri serta memiliki kematangan moral, emosi dan spiritual untuk berperilaku sesuai kode etik.
Guru Penggerak juga akan mampu merencanakan, menjalankan, merefleksikan dan mengevaluasi pembelajaran yang berpusat pada murid dengan melibatkan orang tua.
Guru Penggerak pun akan berkolaborasi dengan orang tua dan komunitas untuk mengembangkan sekolah dan menumbuhkan kepemimpinan murid. (ANT/MN-2)