MASAPNEWS – Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Adita Irawati menyebutkan pemerintah telah mengevaluasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) setelah sepekan berjalan dan didapati ada tiga hal yang perlu diperhatikan mencakup menu makanan hingga pemberdayaan UMKM.
Menurut Adita, terkait menu MBG dalam evaluasi sudah dipastikan nantinya akan memiliki variasi paduan antara karbohidrat, protein, lemak, hingga serat, yang sejalan dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) disesuaikan dengan kelompok penerima manfaat.
“BGN (Badan Gizi Nasional) sudah menetapkan angka kecukupan gizinya akan sejumlah berapa, komposisi menu seperti apa, itu sudah ada referensi. Jadi ini yang kami sampaikan bahwa soal menu memang akan bervariasi ya, dan ini akan tergantung juga dari kondisi daerah masing-masing,” kata Adita di Tangerang Selatan, Senin.
Menu yang sesuai dengan AKG, menurut Adita, sejalan juga dengan landasan program ini diadakan yaitu untuk memerangi masalah kesehatan pada anak yaitu stunting serta masalah malnutrisi.
Maka dari itu, lanjutnya, menu yang dihadirkan pada Program MBG akan memiliki paduan antar satu bahan makanan dengan bahan lainnya, sehingga bisa sejalan dengan panduan makan bergizi seimbang.
Hasil evaluasi lainnya yang juga ditemukan setelah MBG berjalan ialah terkait dengan alur distribusi ke setiap kelompok penerima.
Untuk pemberian MBG ke sekolah-sekolah, kata Adita, pemerintah telah menyesuaikannya dengan jadwal kegiatan masing-masing sekolah sehingga pemberian MBG tidak akan mengganggu alur kegiatan belajar mengajar.
“Ada sekolah yang masuk pagi sampai siang, ada sekolah kelas siang, dari siang sampai sore. Tentu akan disesuaikan dan itu tidak mengganggu jam pelajaran sekolah,” katanya.
Sementara MBG untuk kelompok penerima yang terdiri dari ibu hamil, ibu menyusui, dan anak bawah lima tahun (balita) terkait jalur distribusinya masih akan dipelajari lebih lanjut.
Untuk saat ini SPPG yang menyiapkan paket MBG untuk kelompok ibu hamil, ibu menyusui, dan balita, masih mengandalkan koordinasi dengan puskesmas dan posyandu.
Pemberian MBG masih dilakukan bertahap karena pelayanan setiap posyandu berbeda-beda di tiap wilayah, namun dipastikan kelompok ibu-ibu dan balita penerima MBG ini akan menerima MBG setiap pekannya disesuaikan jadwal posyandu beroperasi.
“Di beberapa daerah ada juga kader penggerak gizi, ini juga nanti akan kita berdayakan. Jadi kami sudah mulai, tapi kembali lagi itu harus ada evaluasi, untuk nanti bisa diperluas ke jangkauan yang lebih besar,” kata Adita.
Terakhir, evaluasi MBG juga mencakup pemberdayaan pelaku UMKM di masing-masing daerah. Menurut Adita, BGN selaku penggerak MBG masih terus melakukan penyempurnaan skema kerja sama agar kolaborasi lebih optimal.
Koordinasi antar-Kementerian/Lembaga (K/L) terkait juga telah dijalankan sehingga nantinya dampak Program MBG tidak hanya dirasakan penerima manfaat saja, tapi juga mencapai lapisan masyarakat lainnya.
“Ada hal-hal yang tentu harus kami sempurnakan lagi dan semua itu sudah dibahas ya, bersama BGN tentunya sebagai penanggung jawab utama, bersama juga tentu kementerian dan lembaga yang terkait,” ucap Adita. (ANT/MN-2)