MASAPNEWS – Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Wamendukbangga) Ratu Isyana Bagoes Oka menyebutkan posyandu menjadi alternatif untuk pembagian Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi ibu hamil, ibu menyusui, hingga balita.
Hal tersebut disampaikan Wamendukbangga Isyana saat ikut mendistribusikan MBG di Posyandu Anyelir dan Posyandu Dahlia di Kelurahan Susukan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, Jumat.
“Posyandu Itu adalah salah satu alternatif yang bisa dilakukan untuk pembagiannya, tetapi selanjutnya ke depan, semua sistem ini akan terus disempurnakan agar nantinya seluruh ibu hamil bisa mendapatkan, tapi tahap pertama ini memang masih di sebagian (posyandu) dulu,” katanya.
Ia menjelaskan kader posyandu dapat memanfaatkan data dari pendataan keluarga dari Kemendukbangga/BKKBN yang dimutakhirkan setiap tahun untuk membagikan MBG pada kelompok sasaran ibu hamil, ibu menyusui, dan balita.
“Desember (2024) kemarin baru dimutakhirkan lagi dan hasilnya dari pendataan keluarga itu juga terlihat berapa jumlah ibu hamilnya. Jumlah ibu hamil saat ini di Indonesia sekitar 1,07 juta orang. Kemudian ibu menyusuinya di sekitar angka 3,7 juta orang,” paparnya.
Isyana juga menjelaskan pada tahap awal pemberian makan bergizi gratis bagi ibu hamil, ibu menyusui, hingga balita diberikan seminggu sekali.
“Kalau untuk awal memang pembagian makanan bergizi gratis ibu hamil, ibu menyusui, dan anak-anak usia pra-sekolah itu satu minggu sekali terlebih dahulu, dan sudah ada dilakukan di beberapa titik. Selain di Ciracas, ini ada juga di Warung Kiara, kemudian juga di Bojong Koneng, itu juga sudah pernah melakukan uji coba. Nah, kira-kira titiknya nanti akan diberikan kepada masing-masing posyandu,” tutur Wamendukbangga.
Ke depan, lanjut dia, semua sistem tersebut akan terus disempurnakan sehingga seluruh ibu hamil bisa mendapatkan makan bergizi gratis, mengingat ada hal-hal teknis yang perlu diatur lebih lanjut, terutama terkait dengan kesiapan masing-masing Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang dimiliki oleh Badan Gizi Nasional (BGN).
“Kami dengan BGN terus berkoordinasi dan bekerja sama terkait pendataan terutama, dan dari kementerian kami juga memiliki kader-kader yang jumlahnya banyak. Ada tim pendamping keluarga, hampir 600 ribu kader yang kita nanti akan lihat kira-kira teknisnya seperti apa,” ujar dia.
Menu MBG yang diberikan di kedua posyandu tersebut sama, yakni terdiri dari nasi, tumis sayur labu dan bakso, telur rebus balado, jeruk, dan susu UHT, hanya dibedakan dari gramasi atau jumlah ukuran karbohidrat, protein, dan lemak, dan seratnya yang disesuaikan dengan kebutuhan harian.
Salah satu penerima manfaat, Endang Monalisa (45) asal Kelurahan Susukan menuturkan kedua anak kembarnya, Nizam dan Nadif (masing-masing 3,5 tahun), menyukai menu yang diberikan, hanya saja kedua anak kurang menyukai telurnya.
“Mereka memang suka bakso, jadi baksonya habis tapi telurnya enggak habis, tetapi infonya menu akan ganti-ganti kan, jadi semoga yang selanjutnya lebih ada variasinya,” ujar Endang. (ANT/MN-2)