MASAPNEWS – Pemerintah Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah menerima kunjungan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Pulang Pisau, dan melakukan pembahasan berbagai hal terkait stunting atau anak gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis.
Pertemuan ini diharapkan dapat saling bertukar informasi terkait strategi menurunkan angka stunting di wilayah masing-masing, kata Wakil Bupati Gumas melalui Sekretaris Daerah (Sekda) Richard saat bertemu TPPS Pulpis di Kuala Kurung, Rabu.
“Kami juga menyampaikan terima kasih kepada Pemkab Pulpis, yang menjadikan Gumas sebagai lokus kaji tiru penurunan stunting,” ucapnya.
Ia menjelaskan, stunting masih menjadi persoalan serius sekaligus ancaman, terhadap kemampuan daya saing bangsa di Indonesia, termasuk di kabupaten bermoto ‘Habangkalan Penyang Karuhei Tatau’.
Oleh sebab itu, penanganan stunting sejalan dengan Visi dan Misi Bupati Gumas Jaya S Monong dan Wakil Bupati, sehingga program pemerintah daerah juga diselaraskan dengan program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.
Dengan demikian, Pemkab Gumas mendukung penuh setiap program dari Pemerintah Pusat, seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), Lumbung Pangan Nasional, dan Pencegahan Stunting. DI mana program dan kegiatan yang berkaitan dengan percepatan penurunan stunting.
“Apakah itu intervensi spesifik maupun intervensi sensitif, tetap harus diarahkan agar dapat berjalan secara konvergen di semua level pemerintahan,” ujarnya.
Dikatakan, percepatan penurunan stunting harus dilakukan secara terkoordinir, terpadu dan secara bersama-sama dengan sasaran kelompok prioritas untuk mencegah terjadinya kasus stunting.
Tim Percepatan, Pencegahan dan Penurunan Stunting (TP3S) bertugas untuk mengkoordinasikan, menyinergikan, dan mengevaluasi penyelenggaraan percepatan penurunan stunting secara efektif, konvergen, dan terintegrasi, melibatkan lintas sektor, termasuk memfasilitasi perencanaan kegiatan dan penganggaran.
Tujuannya, agar semua program terkait percepatan penurunan stunting yang melekat pada masing-masing perangkat daerah berjalan simultan, dan terkoneksi di semua bidang yang ada pada struktur TP3S.
Stunting memerlukan penanganan secara cepat, tepat dan menyeluruh, karena dampak yang ditimbulkan akan sangat merugikan, bukan hanya pada anak itu sendiri, namun juga bagi keluarga dan kelangsungan pembangunan daerah di masa mendatang.
“Penekanannya adalah kolaborasi dan sinergitas lintas sektor dengan berbagai program yang dapat menyentuh secara langsung pada kelompok sasaran. Pemetaan kegiatan dan penganggaran juga menjadi hal yang mutlak yang mesti dipersiapkan bersama, dalam rangka mendorong percepatan penurunan stunting,” kata Richard.
Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah (Bapperinda) Pulpis Bakhzar Efendi mengakui pencapaian Gumas terhadap penurunan stunting. Hal tersebut menunjukkan Gumas telah berbuat dengan sebagaimana mestinya terhadap kesejahteraan masyarakat, terutama hal-hal yang berhubungan dengan stunting.
“Kami harapkan Gumas bisa membagikan kiat-kiatnya dalam upaya penurunan stunting. Semoga prestasi-prestasi yang sudah dicapai Gumas akan dapat kami capai pula,” kata Bakhzar Efendi.
Untuk diketahui, prevalensi stunting di Gumas pada 2024 berada di angka 14,1 persen. Capaian tersebut merupakan yang terendah se-Kalteng dalam angka prevalensi stunting. (gcm/ant)









