MASAPNEWS – Kedutaan Besar Republik Indonesia di Seoul, Korea Selatan, bekerja sama dengan Indonesia Centre memperkenalkan kebudayaan Indonesia pada Festival Indonesia Week di Busan University of Foreign Studies (BUFS) 28-30 Mei 2024.
Dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa, Mahasiswa Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa Universitas Gadjah Mada (UGM) sekaligus peserta festival tersebut, Veronika Dian Anggarapeni mengatakan kegiatan itu untuk mengenalkan kebudayaan Indonesia kepada mahasiswa dan masyarakat setempat, serta mengundang mereka untuk menjelajahi dan menghargai keberagaman yang ada.
“Menariknya, dalam pertunjukan angklung dan tari daerah, mahasiswa Korea juga ikut tampil setelah melakukan latihan selama dua minggu. Hal ini mencerminkan semangat kolaboratif antara kedua budaya,” ujarnya.
Dia mengatakan seni musik angklung berhasil mencuri perhatian. Hizkia Pertiwi menampilkan beberapa lagu, termasuk “Ibu Kita Kartini”, “Arirang”, dan “Cucak Rowo”. Sementara itu, Tari Daerah yang ditampilkan oleh Tresna Maya Sofa, seorang dosen tari dari Universitas Negeri Yogyakarta, memberikan penampilan yang mengesankan dengan medley tari daerah.
Kemudian, pameran dan lokakarya pembuatan Batik oleh Frangky Kurniawan, seorang mahasiswa dari Program Magister Pendidikan Seni Universitas Negeri Yogyakarta. Selain itu, Gaga Rizki dari Yayasan Wayang Suket Indonesia turut memamerkan wayang suket dan lokakarya pembuatan wayang suket. Wayang suket, sebuah seni tradisional yang jarang ditemui, menarik minat pengunjung dengan keunikan dan keanggunannya.
Dalam rangkaian acara Indonesia Week, terdapat juga Spesial Lecture yang disampaikan oleh Sjamsul Hadi kepada mahasiswa BUFS. Materi yang disampaikan tentang kebudayaan Indonesia menarik perhatian dan antusiasme para mahasiswa BUFS yang tampak menikmati acara tersebut.
Dengan kesuksesan acara itu, kata dia, Indonesia menegaskan kehadiran kebudayaannya di Korea Selatan memperkuat hubungan bilateral kedua negara, dan meningkatkan pemahaman antarbudaya di tengah masyarakat internasional.
“Semoga acara semacam ini terus dilaksanakan di masa mendatang untuk menjaga dan memperkaya keberagaman budaya global,” ujar Veronika. (ANT/MN-2)