MASAPNEWS – Pemerintah Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mendirikan empat posko siaga di empat kecamatan, guna menghadapi bencana kebakaran hutan dan lahan.
Empat kecamatan yang dimaksud yakni Kurun, Tewah, Mihing Raya, dan Rungan Hulu, kata Bupati Gumas Jaya S Monong melalui Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pelaksana BPBD Atis di Kuala Kurun, Jumat.
“Di Kecamatan Kurun posko berada di halaman kantor BPBD Gumas, di Tewah tepatnya berada di kantor kecamatan, di Mihing Raya tepatnya di kantor desa Dahian Tambuk, dan di Rungan Hulu tepatnya di kantor desa Tumbang Lapan,” sambungnya.
Adapun jumlah personel masing-masing posko berbeda-beda, antara empat hingga 20 orang. Misalnya di Posko Mihing Raya dan Posko Rungan Hulu masing-masing memiliki empat personel, Posko Tewah 10 personel, dan Posko Kurun 20 personel.
Khusus Posko Kurun, personel terdiri dari pegawai BPBD Gumas, TNI, Polri, Satuan Polisi Pamong Praja, Dinas Sosial/Tagana, Palang Merah Indonesia, Perusahaan Daerah Air Minum (Perumdam), Dinas Kesehatan/Tim Public Safety Center (PSC), pemerintah kecamatan, unsur perangkat desa/kelurahan, dan relawan atau Masyarakat Peduli Api (MPA).
“Rencananya posko akan didirikan selama 30 hari, sepanjang Agustus 2025,” beber Atis.
Ia menjelaskan, pendirian posko siaga merupakan tindak lanjut dari hasil rapat koordinasi penetapan status siaga II atau waspada di Kuala Kurun, Senin (21/7). Berdasarkan hasil rakor saat itu ditetapkan status bencana karhutla di Gumas adalah siaga 2 atau waspada.
Ada sejumlah parameter yang digunakan sebagai dasar penentuan status kewaspadaan bencana karhutla, antara lain peringkat bahaya kebakaran di mana kelas risiko bencana karhutla di Gumas secara umum tinggi, parameter prakiraan cuaca di mana diprediksi awal musim kemarau di wilayah Gumas terjadi pada Agustus 2025.
Selanjutnya parameter titik panas atau hotspot di mana pada Januari sampai dengan Juli 2025 terjadi peningkatan jumlah hotspot yang sangat drastis pada bulan Mei, Juni, dan Juli.
Pada Januari 2025 ada tiga titik hotspot, Februari ada enam titik hotspot, Maret ada 11 titik hotspot, April ada delapan titik hotspot, Mei melonjak ada 35 titik hotspot, Juni menurun ada 29 titik hotspot, dan Juli 2025 kembali naik ada 39 titik hotspot.
Lalu parameter kejadian karhutla di mana berdasarkan data kejadian karhutla pada Januari sampai dengan Juli 2025 terjadi peningkatan jumlah kejadian pada Mei, Juni, dan Juli 2025.
Sepanjang Januari hingga April 2025 tidak ada terjadi karhutla di Gumas. Karhutla muncul pada Mei 2025 sebanyak dua kejadian, Juni 2025 satu kejadian, dan Juli 2025 dua kejadian.
“Berdasarkan empat parameter tadi, maka ditetapkan status bencana karhutla siaga 2 atau waspada,” demikian Atis. (GCM/ANT)









